Kebenaran bukan Kuantitas.

Kalau memang kita dituntut untuk berpikir hingga mencapai kebenaran, mungkinkah ini berguna dilingkungan yang penuh dengan Kompetisi?

"Benar atau salah itu urusan belakangan selama memiliki massa yang banyak, kita sudah dianggap berhasil menjalani hidup karena massa kita banyak.. maka tidak perlu lagi- lah kita berpusing-pusing seperti orangtua yang berpikir."

Jika saya berada dalam lingkungan perusahaan yang memiliki ideologi seperti itu, maka mungkin pilihan saya adalah Keluar.

   Saya akan menjadikan ini sebuah pelajaran dihari kelak..

begini, saya mulai mendapatkan banyak pemikiran baru dari berbagai kasus yang sedang saya hadapi.
saya marah, dan kemarahan ini alangkah indahnya saya ungkapkan dalam bentuk tulisan.

   Saya akan mengambil salah satu kasus sederhana saja,
Membenci seseorang adalah urusan hati kita dengan Allah SWT.
karena sesungguhnya manusia itu memiliki sifat baik dan buruk dalam dirinya.
jika kita menceritakan keburukan orang kepada orang lain. maka sesungguhnya kesalahan besar adalah pada diri kita. karena apa?
karena Kita hanya melihat sisi buruknya dan berusaha menutupi dirinya dengan keburukannya dipandangan mata kita dan oranglain.. Mengumpulkan massa, menghilangkan objektivitas penilaian terhadap orang tsb.
kita dibutakan oleh diri kita sendiri tentang keburukan diri kita yang tidak bisa kita lihat..
kita membutakan hati nurani karena kesalahan diri kita sendiri yang terlalu banyak bicara tentang keburukan orang lain.
saya garis bawahi 'Bicara'.. karena apa yang kita bicarakan itu sebenarnya lebih berbahaya..
Be Patient guys !

Seandainya Kebenaran bukan Kuantitas, atau dilihat dari banyaknya massa maka akan hilanglah segala bentuk pertikaian..

Saya berharap, Semoga berpikir radikal dan menyeluruh menjadi budaya di Indonesia ini.. agar segala bentuk pertikaian bisa diselesaikan dengan dewasa, lebih berhati-hati dalam berbicara, dan memiliki Toleransi Tinggi menuju Kebenaran. Aamiin.

Comments

Popular Posts